Saung Indung adalah sebuah komunitas yang bergerak dalam bidang kebudayaan, kesenian, dan ekonomi kreatif. Saung Indung berdiri di sejak tanggal 01 Juni 2013 dan berdomisili di Kabupaten Kuningan–Jawa Barat. Pada awalnya Saung Indung terbentuk karena kepedulian bersama akan nilai-nilai kebudayaan (tetekon buhun) yang mulai terlindas zaman dan mulai dilupakan oleh masyarakat, khususnya masyarakat kabupaten Kuningan (Sunda).


Saung Indung memiliki 4 (empat) divisi,yaitu :

1. Batok (Barudak Totopong Kuningan)

Batok (Barudak Totopong Kuningan) adalah divisi dari Saung Indung yang bergerak mensosialisasikan raksukan (pakaian) khususnya totopong atau yang lebih dikenal di masyarakat dengan sebutan iket. Divisi ini dibentuk sebagai strategi atau langkah awal mengenalkan dan melestarikan budaya, karena pada dasarnya raksukan (pakaian) khususnya totopong menjadi sebuah ciri atau identitas suatu golongan/kaum.

Sosialisasi iket + karinding di SMAN 1 Kadugede.

Pada hal tersebut kita selaku selaku suku Sunda memiliki ciri khas tersendiri dalam menggunakan raksukan (pakaian) khususnya iket dari suku-suku yang lain dari Sabang sampai Merauke yang berada di Nusantara ini. Batok (Barudak Totopong Kuningan) dalam hal ini berusaha untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat Sunda khususnya masyarakat Kabupaten Kuningan bahwa sebuah warisan kebudayaan leluhur sangatlah berharga dan penting untuk kita pahami dan lestarikan, karena syarat akan nilai-nilai kearifan lokal yang mengajarkan kita tentang kehidupan sosial yang mengajari cara “memanusiakan manusia”.

2. Kuda Awi
Kuda Awi adalah divisi dari Saung Indung yang bergerak dalam bidang seni musik dan tari. Kuda Awi dibentuk untuk lebih mewarnai dan menghidupkan suasana Saung indung, Kuda Awi memproduksi musik dan tarian yang disesuaikan dengan keadaan dan kondisi masyarakat sekarang atau disesuaikan dengan keinginan penikmat musik yang tetap mempertahankan nilai kearifan lokal dan memberikan pesan-pesan sosial dalan setiap lantunan musik dan lengkukan tari yang dipersembahkan untuk penikmat.


Adapun tujuan lain diantaranya ialah; Kuda Awi mensosialisasikan serta mempresentasikan musik buhun (masa lampau; red : masa buhun) dan alat musik bambu khususnya karinding, celempung dan awi goong yang mulai dilupakan masyarakat. Beberapa jenis musik yang diproduksi oleh Kuda Awi diantaranya adalah; (1) Karindingan, (2) Celempungan, (3) Kacapi Suling, (4) Calung, (5) Jaipong; (6) Dangdut, (7) Pongdut (jaipong – dangdut), (8) Pokari (Jaoping – Karinding - Ibing), (10) Ibing Iket, (11) Upacara Adat dan lain sebagainya.

3. Senja Merah
Senja Merah adalah divisi dari Saung Indung yang bergerak dalam bidang sejarah. Senja Merah dibentuk dengan maksud untuk menggali dan menjaga sejarah lokal (Kabupaten Kuningan) khususnya, yang belum atau sudah ditemukan. Senja Merah dalam hal ini mengamati, mencermati dan mencatat tentang sebuah hal yang itu dianggap segabai sejarah baik di masa lampau maupun di masa kini yang sedang terjadi sekarang. 


Dalam penulisan atau pencatatan sejarah, Senja Merah melakukan sebuah research atau penelitian baik secara langsung terjun ke lapangan maupun tidak langsung (bedah buku, wawancara saksi hidup, dan wawancara pakar sejarah), dengan kata lain senja merah melakukan penulisan/pencatatan sejaran dengan mengedepankan unsur-unsur historiografi.

4. Dwaradana
Dwaradana adalah divis dari Saung Indung yang bergerak dalam bidang ekonomi kreatif. Dwaradana dibentuk untuk menghidupi perekonomian Saung indung beserta anggotanya.


Adapun produk yang ditawarkan oleh divisi ini bermacam-macam dan pareatif baik berupa barang maupun jasa. Produk yang berupa barang diantaranya; kerajinan tangan, raksukan (pakaian adat), alat musik dan lain sebagainya, serta produk yang berupa jasa diantaranya; pertunjukan seni musik dan tari, photography, design, percetakan, even organizer, tour and travel, hiking dan outbond, dan lain sebagainya

Komentar :

0 comments: