Pro kontra terkait besaran tunjangan operasional BPIP (Badan Pembina Ideologi Pancasila) yang cukup besar terus mengemuka. Saya justru termasuk kelompok yang memandang cukup rasional jika dibandingkan dengan tugas yang diemban terkategori berat selain pertaruhan resiko.

Saya berpandangan bahwa sublimasi ideologi Pancasila yang saat ini terkesan hidup secara hampa, membutuhkan pemikiran cerdas, ikhlas dan berintegritas dari team yang benar benar miliki kualifikasi keilmuan dan kesejarahan yang bebas dari nilai kepentingan kekuasaan. 

Sebab jika terindikasi kuat bermuatan pesanan penguasa pada zamannya, tentu ganti rezim akan berdampak ganti pesanan pula. Dan itu menjadikan Pancasila sebagai ideologi amatiran yang kita cemaskan.

Pancasila sebagai induk ideologi yang bersifat final dan mengikat seluruh warga bangsa Indonesia, wajib membingkai utuh menyeluruh kerangka hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sepenuh kata dan perbuatan.

Jikapun boleh saya asumsikan bahwa sebagai induk ideologi yang mendasari fuzzle fuzzle ideologi yang secara tersirat masih dianut dan terpraktekan sebahagian warga bangsa semisal sekularisme, materialiasme dan faham lainnya, tentu membutuhkan gerak massif para penyambung kebijakan negara secara terstruktur lintas pelaku.

BPIP harus segera terbentuk bertingkat dari pusat hingga desa dengan anggaran khusus negara. 

Tentu diawali konten kurikulum pendidikan yang wajib memuat pokok pikiran mendasar tentang arti pentingnya bangsa Indonesia ber-ideologi Pancasila.

Klausul negara tak boleh kalah, menjadi tugas semua kita untuk secara bersama menjaga marwah itu sesuai amanat konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Negara tidak identik dengan ranah kota unsich, sebab daerah menjadi penyangga strategis serta miliki potensi utama tetap tegaknya NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Semoga tulisan singkat non akademis ini, dapat menjadi sumbangsih penguat dan peneguh optimalisasi peran BPIP yang diharapkan sukces dan berkualitas.

SALAM SALUYU !
Oleh : Yusron Kholid S.Ag, M.Si
Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kuningan
 

Komentar :

0 comments: