Setiap pagi Mamih pasti datang ke rumah, anterin masakan pesenan. Penulis juga kurang tahu nama aslinya, cuman orang-orang yang mengenalnya biasa memanggilnya dengan sebutan 'Mamih'

Mamih setiap hari menjual masakan khas desa yang rasanya selalu beda di lidah kita. Mungkin cara dan proses pengolahannya masih memakai cara-cara orang tua jaman dulu.



Nasinya yang masih ditanak pakai kayu bakar, membuat rasanya beda sekali dengan nasi-nasi jaman sekarang yang masak di Rice Cooker.


Mamih berkelililing di desa Nanggela menjual masakan dari nasi yang dibungkus daun pisang, urab pepaya, sambel, rebung bambu, sayur asem, sayur lodeh, masakan kentang, ikan asin dll. Masakan khas desa pokoknya yang penulisselalu temui sewaktu kecil dulu.



"Mih besok masak apa, sambelnya jangan lupa ya"



Kata-kata itu rutin setiap pagi ditanyakan kepada si Mamih, dan sampai saat ini masakan si Maih selalu habis dilahao tanpa sisa.

Komentar :

0 comments: